Perbandingan Sistem Cerdas pada 3 Negara di Asia



Akhir-akhir ini (November 2017) Indonesia mulai gencar menggalakkan transaksi non-tunai, khususnya elektronik toll atau E-Toll untuk mempercepat transaksi dalam berkendara sehingga harapannya dapat mengurangi kemacetan yang tiada habisnya hingga saat ini.

Namun, tahukah anda situasi jalan toll di negera lainnya, khususnya Malaysia dan Jepang? Berikut ini adalah ulasannya :

Indonesia

Image result for tongtol

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna menyatakan, Indonesia termasuk tertinggal dalam penggunaan uang elektronik (e-money) untuk transaksi pembayaran tol dibanding negara lain. “Negara lain sudah mulai 10 tahun yang lalu, kita baru mulai," ujarnya saat jumpa wartawan, Jumat, 8 September 2017.

Lebih jauh Herry menyatakan, e-money bukan lagi suatu kebutuhan, tetapi suatu kewajiban. Penggantian uang konvensional menjadi uang elektronik merupakan dilakukan untuk efisiensi yang lebih besar.

Selama ini, kata Herry, permasalahan di ruas tol itu selalu ada di gerbang tol. “Kalau mau gak macet, ya berkendaranya lebih cepat. Salah satu caranya dengan menggunakan kartu elektrok tol.”
Pemerintah menargetkan per tanggal 31 Oktober 2017 seluruh gerbang tol di Jabodetabek akan menggunakan uang elektronik. Per awal bulan Oktober 2017 sebanyak 90 persen gerbang tol diharapkan sudah full menggunakan uang elektronik, lalu di akhir bulan sudah tidak ada lagi penggunaan uang konvensional. "Di Bali sudah cashless sejak 1 Oktober, kita jangan mau kalah lah," ujarnya.

Lebih lanjut Herry menjelaskan, PT Jasa Marga telah bekerja sama dengan beberapa bank penerbit kartu elektronik untuk menerbitkan 1.001 kartu per hari selama 15 hari ke depan. "Total akan ada 3,5 juta kartu yang akan disediakan untuk memenuhi kebutuhan kartu baru yg akan dijual di lapangan," ujarnya.


Malaysia
Image result for smart tag



Penelusuran detikFinance, dalam perjalanan dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA) menuju Kuala Lumpur City Centre (KLCC) melihat tol yang sedikit berbeda.

Jalan tol di Malaysia menggunakan sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka layaknya tol dalam kota atau lingkar luar Jakarta yakni pembayaran diatur di plaza tol.

"Jadi bayar dulu, baru masuk. Seperti di plaza tol Salak Selatan ini," kata Pengemudi Mini Bus di dalam perjalanan detikFinance.

Sementara dalam sistem tertutup, pembayaran dihitung menurut jarak perjalanan, pengguna mengambil tiket tol di plaza tol masuk dan membayar tol di plaza tol keluar.

"Jadi ada dua sistem pembayaran tol elektronik berlaku di Malaysia yaitu SmartTAG dan Touch 'n Go," papar pengemudi tersebut menjelaskan.

Touch 'n Go layaknya e-toll card yakni menempelkan kartu tol dalam mesin lalu pengemudi dan pengendara bisa langsung jalan. Sedangkan SmartTAG seperti ERP (electronic road pricing) di Singapura atau e-toll pass di Jakarta.

"Jadi kalau SmartTAG langsung jalan saja tanpa berhenti," katanya.

Sementara pembayaran secara cash masih diterima di setiap pintu tol. Jalan tol di Malaysia rata-rata terdiri dari 3 lajur dan bahu jalan. Motor pun bisa melaju di jalan tol.

Biasanya, motor bebas bayar tol di Malaysia. Tapi hal ini tidak berlaku di semua tol, karena di Jembatan Pulau Pinang dan Plaza Pulsa Tanjung Kupang di Jalur Kedua Malaysia-Singapura sepeda motor dikenakan tarif tol.

Panjang keseluruhan jalan tol di Malaysia adalah 1,192 kilometer. Pembinaan jalan tol ini berdasarkan konsesi perusahaan swasta yang diawasi oleh Lembaga Lebuhraya Malaysia. Salah satu perusahaan tol di Malaysia yakni The Maju Expressway (MEX) Sdn Bhd.

MEX mengelola tol sepanjang 26 km yang menghubungkan Kuala Lumpur City Centre dengan Kuala Lumpur International Airport (KLIA) di Sepang, Selangor.


Jepang

Image result for electronic toll collection

 di Jepang pembayaran nontunai menggunakan e-Toll sudah lama ditinggalkan dan dihentikan sejak 2006. Gantinya adalah pemanfaatan teknologi yang lebih unggul yakni sistem pembayaran tol elektronik otomatis atau electronic toll collection (ETC).

Penerapan ETC di Jepang dimulai sejak 2001 dan penghentian penggunaan e-Toll yang menyusul lima tahun berselang ditempuh untuk mengatasi kemacetan.

"Kami tidak lagi menggunakan kartu. Sekarang keluar tol sangat mudah. Mobil yang akan masuk dan keluar tol diberikan alat yang ditempat di posisi depan mobil. Dengan kecepatan 20 km/perjam. pintu tol akan terbuka dengan sendirinya," kata Ogawa Tahahiro, pemandu tur rombongan jurnalis dari Honda Prospect Motor di Kyoto, Minggu (29/10/2017).

Menurut dia, supir tidak lagi berhenti untuk mengeluarkan kartu, sekarang pintu tol dapat terbuka dengan sendirinya dengan memakai alat itu dan jumlah yang harus dikeluarkan pun langsung diketahui.

"Kami tinggal melakukan pembayaran yang terhubung dengan kartu kredit," katanya.

Dengan memakai alat ini, menurut Ogawa, dirinya sangat terbantu. "Selain itu ada diskon jika masuk jalan tol pada malam hari, diskon bisa sampai 50 persen," ujarnya.

"Menurut data sudah 90 persen pemilik mobil di Jepang menggunakan alat ini. Pihak pengelola tol juga masih menyediakan pembayaran tunai namun ini hanya pada beberapa wilayah di pedesaan" katanya.


Kesimpulan :

Dari ketiga Negara tersebut, dapat diambil kesimpulan singkat bahwa Indonesia yang paling tertinggal dan Jepang yang paling maju sedangkan Malaysia berada diposisi kedua.

Namun jika dilihat lebih dalam lagi, Negara Malaysia dengan Indonesia memiliki teknologi yang sama, namun karena infrastruktur Indonesia yang lebih luas dan kurang merata maka akan terlihat jauh tertinggal dengan Malaysia jika dengan sekilas pandang.

Dan jika dibandingkan dengan Jepang, ya memang harus diakui bahwa Jepang adalah Negara maju dengan luas Negara yang tidak terlalu besar, sehingga Negara tersebut bisa dengan mudah mengatur infrastrukur dengan cepat dan rapi.

Lalu jika dilihat dari segi teknologi, Jepang memang jagonya teknologi dan inovasi sehingga sudah sepantasnya Negara Jepang lebih maju dari Indonesia.

Keterbatasan alat, juga pola piker orang Indonesia yang menganggap teknologi tersebut mubazir jika ada di mobilnya juga sepertinya menjadi salah satu penyebab mengapa Indonesia masih belum mengadopsi teknologi ETC.

Sumber :
https://bisnis.tempo.co/read/907345/penggunaan-e-toll-bpjt-ri-ketinggalan-dibanding-negara-lain
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2277449/ini-bedanya-tol-di-malaysia-dan-di-indonesia
https://www.wartaekonomi.co.id/read159326/di-jepang-e-toll-sudah-dianggap-ketinggalan-zaman-indonesia-baru-diterapkan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stock Rom IMO S80 Gunadarma (Full Flashing Firmware lewat PC)

Full Review Imo S80 Gunadarma

Information Technology Service Management